RSS

Akuntansi dan Pajak

Tugas SIAK

Pengertian Akuntansi dan Pajak
Akuntansi adalah suatu proses untuk mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan segala keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat dipaksakan), yang terutang membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalahuntuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas Negara untuk menyelengarakan pemerintahan.
Pajak memiliki beberapa sifat, diantaranya:
1.       Iuran masyarakat kepada Negara yang pembayarannya dapat dipaksakan.
2.       Pemungutannya berdasarkan undang-undang dan peraturan, hal ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 ayat 2: Segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan undang-undang.
3.       Dipakai untuk pembiayaan pengeluaran-pengeluaran Umum Pemerintah.
4.       Wajib pajak tidak mendapat imbalan jasa (kontraprestasi) secara langsung  dari Pemerintah.
5.       Mempunyai fungsi mengatur, yaitu mengatur masyarakat baik dari segi social budaya maupun ekonomi.

Pembagian Pajak
Pajak dapat dibagi menjadi beberapa cara, diantaranya:
1.       Berdasarkan Pihak/Lembaga yang memungut:
a.       Pajak Negara/Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat. Contohnya: Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Kekayaan (PK).
b.      Pajak Daerah (Dati I dan Dati II), yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik tingkat I maupun tingkat  II. Contohnya : Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
2.       Berdasarkan cara pemungutan (khususnya pajak pusat):
a.       Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain atau orang lain. Contohnya: Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
b.      Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pembayarannya bisa dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya: Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Bea Materai dan Cukai.

Pengertian Akuntansi Perpajakan

Akuntansi Perpajakan adalah akuntansi yang diterapkan dengan memakai tujuan untuk dapat menetapkan besarnya jumlah pajak yang terutang. Maka fungsi akuntansi perpajakan merupakan sebagai pengolah data secara kuantitatif yang dipergunakan untuk menyajikan sebuah laporan keuangan dengan memuat jumlah perhitungan perpajakan.
Setiap transaksi yang berhubungan dengan pajak sesuai tugas (fungsi) akuntansi harus dicatat. Berikut adalah pencatatan berhubung dengan beberapa jenis pajak yang secara umum selalu dihadapi oleh suatu perusahaan:
1.       Pajak Pendapatan Karyawan (Ppd Karyawan), yaitu pajak yang dibayar (menjadi beban) oleh karyawan atas pendapatan yang diperoleh (dalam Undang-Undang Perpajakan 1984, disebut:Pajak Penghasilan (PPh). Pajak ini tidak merupakan beban prusahaan tetapi merupakan beban karyawan. Dalam hal ini, perusahaan hanya berfungsi sebagai perantara untuk menghitung, memotong atas gaji karyawan untuk kemudian menyetornya ke Kas Negara (Pemerintah).
2.       Pajak Pendapatan Perusahaan/ Pajak Perseroan (Pps), yaitu pajak yang dipungut dari perusahaan atas laba yang diperoleh perusahaan tersebut (dalam uu perpajakan 1984 disebut Pph).
3.       Pajak Penjualan/ Pajak Pertamabahan Nilai, yaitu pajak yang diberlakukan terhadap semua penyerahan barang kena pajak yang dilakukan di Daerah Pabean oleh pedagang besar atau pedagang eceran dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya. Pajak pertambahan nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dalam negeri, maka barang yang di Export atau dikonsumsi di luar negeri tidak dikenakan pajak pertambahan nilai.


Pajak Perusahaan
Perusahaan di Indonesia dikenakan beberapa macam pajak. Salah satunya adalah pajak penghasilan. Perusahaan-perusahaan tertentu, dikenakan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah. Disamping dua macam pajak penting itu, suatu perusahaan mungkin dikeanakan pajak-pajak lain. Misalnya, pajak bumi dan bangunan, bea materai, pajak kendaraan bermotor, pajak pembangunan, dll.

Peranan Akuntansi dalam Perpajakan
Akuntansi yang berkaitan dengan pajak adalah akuntansi pada organisasi yang bertujuan mencari laba, terkecuali perusahaan yang ditentukan oleh pemerintah.
Seperti pada definisi akuntansi di atas, kegiatan akuntansi diantaranya melakukan peringkasan. Kegiatan peringkasan ini meliputi kegiatan penyusunan laporan keuangan, yang terdiri dari: neraca, perhitungan laba-rugi, dan laporan perubahan modal. Kegiatan akuntansi yang erat hubungannya dengan pajak adalah kegiatan dalam menyusun laporan laba-rugi, karena dalam Undang-undang pajak Penghaasilan 1984, laba bruto usaha merupakan obyek pajak penghasilan (Undang-undang Perpajakan, 1991).
Pada saat berlakunya ketentuan ini akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perpajakan. Karena akuntan publik sebagai seorang ahli akuntansi dapat mempergunakan sepenuhnya konsep/ prinsip/ metode akuntansi yang umum dipergunakan.
Dengan berlakunya Undang-undang Perpajakan tahun 1984, maka SK Menteri keuangan No. 108/1979 dinyatakan tidak berlaku lagi. Prinsip Akuntansi Indonesia sebagai organisasi profesi tidak sepenuhnya diakui oleh pajak.
Sekalipun demikian akuntansi masih mempunyai peranan dalam perpajakan untuk menentukan objek pajak, karena Undang-undang Perpajakan tahun 1984 mewajibkan kepada orang atau badan yang melakukan kegiatan usaha atau melakukan bebas di Indonesia untuk menyelenggarakan pembukuan.
Pembukuan adalah pencatatan baik obyek pajak penghaasilan maupun elemen-elemen yang boleh dikurangkan pada penghasilan dengan cara tertentu yang diakui oleh prinsip akuntansi atau cara akuntansi yang bisa diterima oleh perpajakan. Pada dasarnya semua subyek pajak yang memperoleh penghasilanbaik dari usaha bebas maupun perusahaan atau badan harus melakukan pembukuan dengan baik dan tertaur dengan dasar konsisten dengan tahun sebelumnya.

Cara Menghitung Pajak di Suatu Perusahaan
Dalam hal ini, saya akan memberikan contoh perhitungan pajak dalam perusahaan perhotelan:
Menurut UU Pajak Pertambahan Nilai pasal 4A, usaha jasa di bidang perhotelan bukan termasuk jasa yang dikenakan PPN. Namun meskipun tidak harus membayar PPN, ketentuan mengenai pajak bidang perhotelan ini diatur dalam Peraturan Pajak Daerah. Sehingga sebagai pengusaha bidang perhotelan ini memiliki 2 jenis kewajiban perpajakan, yaitu Pajak daerah dan Pajak Penghasilan (PPh).
1.       Pajak Daerah
Dengan mengambil contoh Jakarta ketentuan mengenai Pajak Daerah ini diatur dalam Peraturan Daerah / Perda no. 7 Thun 2003 Tentang Pajak Hotel Wilayah provinsi DKI Jakarta, adapun rangkumannya sebgai berikut:
Objek Pajak hotel, Pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran. Termasuk:
a.       Penginapan atau tempat tinggal jangka pendek
b.      Pelayanan penunjang lain sebagai pelengkap untuk kemudahan dan kenyamanan
c.       Fasilitas olahraga dan hiburan untuk tamu hotel
d.      Penyewaan ruang acara/pertemuan
e.      Tempat makan atau restoran hotel seperti kafe, kantin. Bar, pub, dll.

Pengecualian Objek Pajak Hotel:
a.       Asrama dan pondok pesantren / ponpes
b.      Fasilitas hotel dan hiburan yang diperuntukan bukan untuk tamu hotel
c.       Agen trael atau agen perjalanan yang berada di hotel
d.      Toko, bank, kantor, salon dan lain sebagainya yang ditawarkan kepada khalayak umum di hotel
e.      Penyewaan rumah, kamar, tempat tinggal atau apartemen yang merupakan fasilias yang terpisah dari manajemen hotel

Subjek Pajak Hotel: Badan atau orang  pribadi yang melakukan pembayaran ke hotel.
Wajib Pajak Hotel (WP): Pengusaha hotel.
Dasar Pengenaan Pajak Hotel (DPP): Jumlah pembayaran yang dibayarkan untuk layanan hotel.
Tarif Pajak Hotel: 10 % (Sepuluh Persen).
Masa Pajak Hotel: 1 bulan takwim (satu bulan dihitung penuh) atau sesuai dengan keputusan gubernur yang baru.
Saat Terutang Pajak Hotel: Saat Pembayaran ke hotel atas pelayanan hotel termasuk DP.
Sistem Pajak Hotel: Self assessment atau wajib pajak wajib menghitung, melaporkan dan membyara pajak yang terutang sendiri.
Bon atau Bill Transaksi Pembayaran:
a.       Setiap bentuk transaksi diharuskan menggunakan bon alias bill atau sesuai dengan keputusan gubernur
b.      Setiap bon/bill harus memiliki tanda perporasi atau legalisasi pajak dengan mengajukannya ke Kadispenda
c.       Sanksi yang diberikan untuk wajib pajak yang tidak pakai perforasi/ legalisasi adlah sebesar 2% perbulan dari dpp

2.       Pajak Penghasilan (PPh)
Sebagai pengusaha perhotelan tentunya harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan memiliki hak dan kewajiban sebagaimana ketentuan perpajakan yang berlaku. Yang sering menjadi masalah dalam usaha ini adalah pengusaha tidak bisa membedakan mana jenis usaha yang terkena Pajak Daerah dan yang terkena Pajak Pertambahan Nilai.

Contoh lain misalkan pemotongan dan perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji Karyawan:
Sari (kawin tanpa tanggungan) yang telah memiliki NPWP karyawan Tuan B (UMKM) yang ditunjuk KPP sebagai pemotong PPh Pasal 21. Menerima gaji Rp. 2.000.000,-/bulan. Perhitungan PPh pasal 21 adalah sebagai berikut:
-          Pengahsilan bruto : (2.000.000,-) = Rp. 2.000.000,-
-          Biaya Jabatan : (5% x Rp. 2.000000,-) = RP. 100.000,-
-          Iuran Pensiun : Rp. 100.000,-
-          Penghasilan Neto sebulan : Rp. 1.800.000,-
-          Pengahsilan Neto setahun : (12 x Rp. 1.800.000,-) = Rp. 21.600.000,-
-          Penghasilan Tidak Kena Pajak (TK/-) = Rp. 17.160.000,-
-          Penghasilan Kena Pajak = Rp. 4.440.000,-
-          PPh Pasal 21 sebulan : 5% x Rp.4440.000,- = Rp.222.000,-
-          PPh Pasal 21 setahun : Rp.222.000,- x 12 = Rp. 18.500,-

Sumber:
Drs. M.P. Simangunsong; Pelajaran Akuntansi, Dasar Dua; Penerbit Karya Utama; Jakarta; 1988.


Hirarki Memori

Hirarki memori adalah suatu acuan yang digunakan oleh para perancang untuk menyetarakan kapasitas, waktu akses, dan harga memori untuk setiap bitnya.
Hirarki memori disusun sedemikian rupa agar semakin ke bawah memori dapat mengalami hal-hal berikut:

•             Peningkatan waktu akses memori (semakin ke bawah semakin lambat, semakin ke atas semakin cepat)
•             Peningkatan kapasitas (semakin ke bawah semakin besar, semakin ke atas semakin kecil.
•             Peningkatan jarak dengan prosesor (semakin ke bawah semakin jauh, semakin ke atas semakin dekat)
•             Penurunan harga memori tiap bitnya (semakin ke bawah semakin murah, semakin ke atas semakin mahal.

Memori yang lebih kecil, lebih mahal diletakkan di posisi teratas dan yang paling dekat dengan prosesor.
di era kini yang menentukan mahal atau murah suatu penyimpanan bukan besar atau kecil penyimpanan tetapi class (kecepatan transfer data)nya. semakin kecil Class semakin lambat pula kecepatan data transfer nya.

Keuntungan :
Secara konseptual model basisdata ini sederhana.
Keamanan basisdata lebih baik
Kebebasan data
Integritas data dalam satu tree lebih baik
Basisdata skala besar lebih efisien

Kerugian :
Sistem lebih rumit
Kekurangan pada kebebasan struktural

Hirarki ini disusun dari jenis memori yang paling cepat hingga yang paling lambat; disusun dari yang paling kecil kapasitasnya hingga paling besar kapasitasnya; dan diurutkan dari harga tiap bit memori-nya mulai dari yang paling tinggi (mahal) hingga yang paling rendah (murah).


Tabel Hirarki memori berdasar kecepatan akses


Selain menyatakan hubungan kecepatan, hirarki tersebut juga menyatakan hubungan – hubungan lain, yaitu :
1.      Hubungan Harga : Semakin kebawah adalah harganya semakin murah. (Harga dihitung berdasarkan rupiah per bit data disimpan).
2.       Hubungan Kapasitas : Semakin keatas umumnya kapasitasnya semakin terbatas.
3.       Hubungan frekuensi pengaksesan : Semakin keatas semakin tinggi frekuensi pengaksesan.



Dari gambar disamping terjadi pengerucutan, beberapa arti hirarki kerucut tersebut adalah sebagai berikut :

1. Semakin ke bawah, maka kapasitasnya akan semakin besar.
2. Semakin ke atas, maka waktu aksesnya semakin cepat.

3. Frekensi penggunaannya semakin atas maka semakin sering digunakan.

Makalah Sistem Bilangan

 BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
        Sistem bilangan (number system) adalah  suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu sistem fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah sistem biilangan desimal, yaitu sisitem bilangan yang menggunakan 10 macam symbol untuk mewakili suatu besaran.Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai sepuluh jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus). Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan binary yang mempunyai dua macam nilai  untuk mewakili suatu besaran nilai.
Selain system bilangan biner, komputer juga menggunakan system bilangan octal dan hexadecimal

1.2   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas,yaitu :
1.       Apa pengertian dari Sistem bilangan?
2.       Mengapa Jurusan Teknik Informatika perlu mengetahui sistem bilangan ?

1.3   Tujuan Makalah
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai yakni :
1.       Mengetahui pengertian dari sistem bilangan
2.       Mengetahui Hubungan pentingnya Jurus Teknik Informatika mengetahui Sistem Bilangan










BAB II

LANDASAN TEORI


2.1 TEORI BILANGAN
1.       Bilangan Desimal
Sistem ini menggunakan 10 macam symbol yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. system ini menggunakan basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa integer desimal atau pecahan.
Integer desimal :
adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598 dapat diartikan :
8 x 103           = 8000
5 x 102           =   500
9 x 101           =      90
8 x 100           =        8
                            8598
                                                                                                position value/palce value                                                                                                                           absolute value




Absolue value merupakan nilai untuk masing-masing digit bilangan, sedangkan  position value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing-masing digit tergantung dari letak posisinya, yaitu nernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya.

Pecahan desimal :
Adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma, misalnya nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan :
1 x 10 2  = 100
8 x 10 1  =  80
3 x 10 0  =    3
7 x 10 –1 =    0,7
5 x 10 –2 =    0,05
                                  183,75



2. Bilangan Binar
                Sistem bilangan binary menggunakan 2 macam symbol bilangan berbasis 2digit angka, yaitu 0 dan 1.
Contoh bilangan 1001 dapat diartikan :

1 0 0 1
                                                                                1 x 2 0    = 1
                                                                                0 x 2 1    = 0
                                                                                0 x 2 2    = 0
                                                                                1 x 2 3    = 8
                                                                                                10 (10)
Operasi aritmetika pada bilangan Biner :
a.       Penjumlahan
Dasar penujmlahan biner adalah :
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 0                                dengan carry of 1, yaitu 1 + 1 = 2, karena digit terbesar ninari 1, maka harus dikurangi dengan 2 (basis), jadi 2 – 2 = 0 dengan carry of 1
contoh :

1111
  10100 +
                  100011
atau dengan langkah :
 1 + 0                      = 1
 1 + 0                      = 1
 

 1 + 1                      = 0 dengan carry of 1
 1 + 1 + 1               = 0
 

 1 + 1                      = 0 dengan carry of 1                                        1  0     0      0    1     1

b.      Pengurangan
Bilangan biner dikurangkan dengan cara yang sama dengan pengurangan bilangan desimal. Dasar pengurangan untuk masing-masing digit bilangan biner adalah :
0 - 0 = 0
1 - 0 = 1
1 - 1 = 0
0 – 1 = 1                                dengan borrow of 1, (pijam 1 dari posisi sebelah kirinya).
Contoh :
11101
 1011 -
          10010




                dengan langkah – langkah :
                1 – 1                       = 0
 

                0 – 1                       = 1 dengan borrow of 1
               
1 – 0 – 1                = 0
                1 – 1                       = 0
                1 – 0                       = 1
                                                                                                                                 
1    0     0         1   0

c.       Perkalian
Dilakukan sama dengan cara perkalian pada bilangan desimal. Dasar perkalian bilangan biner adalah :
0 x 0 = 0
1 x 0 = 0
0 x 1 = 0
1 x 1 = 1
contoh
Desimal
Biner

   14
   12 x
    28
 14

                  +
168


             1110
             1100 x
              0000
            0000
          1110
         1110      +
      10101000
d.      pembagian
Pembagian biner dilakukan juga dengan cara yang sama dengan bilangan desimal. Pembagian biner 0 tidak mempunyai arti, sehingga dasar pemagian biner adalah :
0 : 1 = 0
1 : 1 = 1
Desimal
Biner
5         / 125 \ 25
         10  -
            25
            25 -
              0
              101 / 1111101 \ 11001
                        101 -
                           101
                            101 -
                                 0101
                                    101 -
                                         0

3. Bilangan Oktal
                Sistem bilangan Oktal menggunakan 8 macam symbol bilangan berbasis 8 digit angka, yaitu 0 ,1,2,3,4,5,6,7.
Position value system bilangan octal adalah perpangkatan dari nilai 8.
Contoh :
12(8) = …… (10)
                                                                                2 x 8 0 = 2
                                                                                1 x 8 1    =8                                                                                                                                                                           10
Jadi 10 (10)

Operasi Aritmetika pada Bilangan Oktal
a.       Penjumlahan
Langkah-langkah penjumlahan octal :
-          tambahkan masing-masing kolom secara desimal
-          rubah dari hasil desimal ke octal
-          tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
-          kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya.
Contoh :
Desimal
Oktal

    21
    87 +
  108

  25
127 +                                                                                          
154
                    5 10  + 7 10            = 12 10   =      14 8
                    2 10  +  2 10 + 1 10 = 5 10    =         5 8
                     1 10                      = 1 10     =        1 8
 



b.      Pengurangan
Pengurangan Oktal dapat dilaukan secara sama dengan pengurangan bilangan desimal.
Contoh :
Desimal
Oktal

   108
    87 -
    21

 154
127 -                                                                                          
  25
                    4 8  - 7 8      + 8    (borrow of) = 5 8
                    5 8  -  2 8 - 1 8                                  = 2 8  
                     1 8  - 1 8                                   =  0 8
 



c.       Perkalian
Langkah – langkah :
-          kalikan masing-masing kolom secara desimal
-          rubah dari hasil desimal ke octal
-          tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
-          kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian kolom selanjutnya.
Contoh :
Desimal
Oktal

   14
   12 x
    28
 14 +
  168    

                 16
                 14 x
                  70
                                     4 10 x 6 10     = 24 10  = 30 8
                                     4 10 x 1 10 + 3 10 = 7 10 = 7 8
 

                  16
                 14 x
                  70
                16
                                 1 10 x 6 10    = 6 10    = 6 8
                                 1 10 x 1 10    =  1 10   = 1 8
 

                 16
                 14 x
                  70
                16 +
               250
                                       7 10 + 6 10  = 13 10  = 15 8
                                        1 10  +  1 10  = 2 10 = 2 8




d.      Pembagian
Desimal
Oktal
  12 /  168  \  14
12         -   
             48
             48 –
               0
               
 14 / 250 \ 16
         14 -             14 8  x  1 8   = 14 8
         110
          110 -           14 8 x 6 8 = 4 8 x 6 8 = 30 8
              0                                  1 8 x 6 8 =   6 8 +
                                                                     110 8




4. Bilangan Hexadesimal
Sistem bilangan Oktal menggunakan 16 macam symbol bilangan berbasis 8 digit angka, yaitu 0 ,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,Edan F
Dimana A = 10, B = 11, C= 12, D = 13 , E = 14 dan F = 15
Position value system bilangan octal adalah perpangkatan dari  nilai 16.
Contoh :
C7(16) = …… (10)
                                                                                7 x 16 0 =     7
                                                                                C x 16 1  = 192                                                                                                                                                                        199
Jadi 199 (10)





Operasi Aritmetika Pada Bilangan Hexadesimal
a.       Penjumlahan
Penjumlahan bilangan hexadesimal dapat dilakukan secara sama dengan penjumlahan bilangan octal, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah-langkah penjumlahan hexadesimal :
-          tambahkan masing-masing kolom secara desimal
-          rubah dari hasil desimal ke hexadesimal
-          tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil hexadesimal
-          kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya.
Contoh :
Desimal
hexadesimal

 2989
  1073  +
  4062

BAD
431 +                                                                                          
FDE
        D 16 + 1 16  = 13 10  + 110 = 14 10 = E 16
        A 16 + 3 16   = 10 10  + 3 10 = 13 10    =D 16
         B16  + 4 16 = 1110 + 4 10 = 15 10 = F 16
 




b.      Pengurangan
Pengurangan bilangan hexadesimal dapat dilakukan secara sama dengan pengurangan bilangan desimal.




Contoh :
Desimal
hexadesimal

 4833
1575  -
3258

12E1
   627 -                                                                                          
CBA
        16 10 (pinjam) + 1 10  - 710      = 10 10 = A 16
        14 10 - 7 10 -   - 1 10 (dipinjam) = 11 10  =B 16
         1610  (pinjam) + 2 10  - 610        = 12 10 = C 16
 

          1 10 – 1 10 (dipinjam)  0 10 = 0 16



c.       Perkalian
Langkah – langkah :
-          kalikan masing-masing kolom secara desimal
-          rubah dari hasil desimal ke octal
-          tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
-          kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian kolom selanjutnya.









Contoh :
Desimal
Hexadesimal

   172
     27 x
   1204
    344 +
  4644  


                 AC
                 1B x
                764
                              C 16 x B 16     =12 10 x 1110= 84 16
                            A16 x B16 +816 = 1010 x 1110+810=7616
 


                 AC
                 1B x
                764
                AC
                                 C16 x 116  = 1210  x 110 =1210=C16
                                 A16 x 116  =  1010  x110 =1010=A 16
 

                 AC
                 1B x
               764
               AC +
               1224
                         616 + C16  = 610 + 1210 = 1810 =12 16
                         716+A16 +116 = 710 x 1010 + 110=1810 = 1216







D. Pembagian
Contoh :
Desimal
hexadesimal
27 /  4646  \  172
27-   
            194
            189 –
               54
               54 –
                 0

 1B / 1214 \ AC
         10E -      1B16xA16  = 2710x1010=27010= 10E16
         144
          144-      1B 16 x C16 = 2710 x 10 10 = 3240 10
              0                                                =14416
                                                                    




III. Konversi Bilangan
                Konversi bilangan adalah suatu proses dimana satu system bilangan dengan basis  tertentu akan dijadikan  bilangan dengan basis yang alian.

Konversi dari bilangan Desimal
1.       Konversi dari bilangan  Desimal ke biner
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan dua kemudian diambil sisa pembagiannya.
Contoh :

45 (10) = …..(2)
45 : 2 = 22 + sisa 1
22 : 2 = 11 + sisa 0
11 : 2 =   5 + sisa 1
  5 : 2 =   2 + sisa 1
  2 : 2 =   1 + sisa 0                              101101(2) ditulis dari  bawah ke atas


2.       Konversi bilangan Desimal ke Oktal
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan 8 kemudian diambil sisa pembagiannya
                Contoh :
                385 ( 10 ) = ….(8)
                385 : 8 = 48 + sisa 1
                  48 : 8 =   6 + sisa 0
                                                                                601 (8)

3.       Konversi bilangan Desimal ke Hexadesimal
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan 16 kemudian diambil sisa pembagiannya
                Contoh :
                1583 ( 10 ) = ….(16)
                1583 : 16 = 98  + sisa 15
                     96 : 16 =   6 + sisa 2
                                                                                62F (16)

Konversi dari system bilangan Biner
1.       Konversi ke desimal
Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position valuenya.
Contoh :
1 0 0 1
                                                                                1 x 2 0    = 1
                                                                                0 x 2 1    = 0
                                                                                0 x 2 2    = 0
                                                                                1 x 2 3    = 8
                                                                                                10 (10)



2.        Konversi ke Oktal
Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap tiga buah digit biner yang dimulai dari bagian belakang.
Contoh :

11010100 (2) = ………(8)
11   010   100
 

                3              2              4
diperjelas :
100 = 0 x 2 0         = 0
                0 x 2 1 = 0
                1 x 2 2 = 4
                                     4
Begitu seterusnya untuk yang lain.

3.       Konversi ke Hexademial
Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap empat buah digit biner yang dimulai dari bagian belakang.
Contoh :
11010100
1101    0100
                                                                                                                                                                                                D                 4


Konversi dari system bilangan Oktal
1.       Konversi ke Desimal
Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position valuenya.


Contoh :
12(8) = …… (10)
                                                                                2 x 8 0 = 2
                                                                                1 x 8 1    =8                                                                                                                                                                           10
Jadi 10 (10)

2.       Konversi ke Biner
Dilakukan dengan mengkonversikan masing-masing digit octal ke tiga digit biner.
Contoh :
6502 (8) ….. = (2)

2 = 010
0 = 000
5 = 101
6 = 110
jadi 110101000010

3.       Konversi ke Hexadesimal
Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan octal menjadi bilangan biner kemudian dikonversikan ke hexadesimal.
Contoh :
2537 (8) = …..(16)
2537 (8) = 010101011111
010101010000(2)  = 55F (16)
Konversi dari bilangan Hexadesimal

1.       Konversi ke Desimal
Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position valuenya.

Contoh :
C7(16) = …… (10)
                                                                                                7 x 16 0 =     7
                                                                                                C x 16 1  = 192                                                                                                                                                                        199
Jadi 199 (10)

2.       Konversi ke Oktal
Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan hexadesimal menjadi biner terlebih dahulu  kemudian dikonversikan ke octal.
Contoh :
55F (16) = …..(8)
55F(16) = 010101011111(2)
010101011111 (2) = 2537 (8)

Latihan :
Kerjakan soal berikut dengan benar !
1.       Sebutkan dan jelaskan empat macam system bilangan !
2.       Konversikan bilangan berikut :
a.       10101111(2) = ………….(10)
b.      11111110(2) = ………….(8)
c.       10101110101 = …………(16)

3.       Konversi dari :
a.       ACD (16) = ………(8)
b.      174 (8) = ……..(2)

4.       BC1
        2A X

5.       245 (8) : 24 (8) =……..(8)
   



BAB III

ANALISA
Teknik Informatika dan Sistem bilangan sangat erat hubungannya. Karena inti dasar teknik informatika adalah pembuatan software dan didalam pembuatannya itu membutuhkan perhitungan dan logika yang pasti. Oleh karena itu, system bilangan sangat penting dalam rangka sebagai dasar dan pengembangan dalam majunya eknik informatika khususnya pembuatan software.
Dalam pembuatan software tersebut menggunakan system bilangan biner dan kode bilangan. Semua disusun dengan urutan tertentu sehingga menghasilkan suatu software yang dapat digunakan untuk mempermudah aktivitas kita. Disamping itu, untuk membuat suatu pemrograan dikomputer, kita harus menggunakan algoritma. Algoritma itu sendiri adalah langkah sistematis yang mengikuti kaidah logika.
                Teknik Informatika sangat menjadi alat utama dalam dunia matematika.dan sebaliknya, matematika sangat dibutuhan dalam juruan teknik informatika. Untuk itu kedua hal ini sangat erat kaitannya satu sama lain dan menciptakan suatu hubungan yang membri keuntungan yang tibal balik satu sama lain.




BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base/radix) yang tertentu. Dalam hubungannya dengan computer, ada 4 jenis sistem bilangan yang dikenal yaitu : Desimal (Basis 10), Biner (Basis 2), Oktal(Basis 8), dan Hexadesimal (Basis16). Teknik Informatika sangat menjadi alat utama dalam dunia matematika terutama mempelajari sistem bilangan dan sebaliknya, matematika sangat dibutuhan dalam juruan teknik informatika. Untuk itu kedua hal ini sangat erat kaitannya satu sama lain dan menciptakan suatu hubungan yang memberi keuntungan yang tibal balik satu sama lain.





DAFTAR PUSTAKA